Mereka Lebih Tahu
Tidak semua manusia terlahir dengan fisik yang diinginkan. Tidak sedikit juga manusia yang merasa tidak aman atau bahasa gaulnya insecure dengan penampilan fisik mereka. Apa yang terlihat, itulah yang terkadang menjadi faktor yang mampu mempengaruhi hidup seseorang. Ada yang bahagia dan ada yang menderita, juga beberapa keadaan lainnya. Hal ini tidak dialami oleh wanita saja atau pria saja, tapi keduanya. Begitulah hidup di masa sekarang, era milenial, era revolusi industri 4.0 bahkan di zaman sebelumnya di mana kecantikan fisik terbilang penting dalam kehidupan manusia.
Fisik manusia tentunya telah ditentukan sejak kita terbentuk di dunia ini pertama kalinya. Rupawan maupun tidak, sulit untuk ditebak. Beberapa terlahir rupawan dan ada juga yang tidak. Ada yang sempurna dan ada yang tidak. Kita tidak dapat memilih fisik kita, itulah yang disebut kenyataan. Beberapa orang yang merasa tidak bahagia dengan hidup dan penampilan fisik mereka akan berusaha melakukan segala cara untuk terlihat indah. Salah satunya adalah dengan melakukan operasi plastik.
Operasi plastik dinilai sebagian orang sebagai bentuk perbuatan tidak benar, tidak menghargai pada Yang Maha Kuasa. Meskipun demikian, cukup banyak manusia di dunia ini yang melakukan prosedur operasi plastik dengan harapan hidup yang lebih baik dan bahagia. Percaya tidak percaya hal tersebut berhasil mewujudkan beberapa harapan para pelaku operasi plastik. Impian pekerjaan, pendidikan, sosial, dan asmara lebih mudah digapai. Di balik itu semua, kecantikan dari dalam itulah yang terpenting. Hati yang tulus dan pikiran yang jernih pastinya membantu hidup kita agar lebih bahagia. Namun, tetap tidak dapat dipungkiri bahwa banyak orang di luar sana yang hidup dengan lingkungan dan latar belakang berbeda di mana kecantikan adalah segalanya.
Segala hal tentang kesempurnaan dan kecantikan datang dari persepsi manusia. Manusialah yang menciptakan pengertian bagaimana seseorang yang rupawan dan sempurna. Tanpa manusia, mungkin pemikiran tersebut tidak akan pernah ada. Jika manusia tidak menghasilkan persepsi demikian, apakah manusia masih akan mengenal operasi plastik? Ketika dicoba untuk dibayangkan, muncul segelintir harapan bahwa hal tersebut mungkin terjadi. Apakah hidup beberapa manusia akan lebih bahagia? Mungkin saja beberapa orang menjadi lebih bahagia. Namun, saat ini hal tersebut hanyalah mimpi indah yang akan segera lenyap sesaat mata terbuka.
Seperti yang telah disiunggung sebelumnya, “kecantikan” yang mungkin seharusnya lebih perlu diperhatikan oleh diri adalah kecantikan dalam atau inner beauty, bukan sekadar fisik saja. Misalnya dalam perekrutan karyawan baru, khususnya bidang hubungan masyarakat (humas), tentunya yang dipilih adalah orang-orang yang berpenampilan menarik, memiliki kemampuan yang memadai, serta karakter yang baik karena pada kenyataannya tidak semua manusia yang hanya bermodal keindahan fisik dapat meraih segala keinginan duniawi ini. Perlunya karakter diri baik untuk dapat menjaga keberlangsungan kebahagiaan diri. Manusia yang memiliki pemikiran positif akan dipenuhi dengan rasa syukur terlepas dari segala kekurangan yang dimiliki sehingga mereka dapat tetap bahagia.
Manusia zaman sekarang cenderung melakukan hal termasuk tentang penampilan fisik demi penilaiann orang lain walaupun hal tersebut tidak selalu membuat diri bahagia. Namun, mungkin sumber kebahagiaan beberapa orang muncul saat orang lain memberi nilai baik kepada dirinya sehingga beberapa orang pun memutuskan untuk melakukan operasi plastik. Kita tidak selalu tahu segala hal tentang orang lain. Merekalah yang lebih tahu apa yang perlu dan tidak perlu, penting atau tidak bagi mereka sehingga siapa kita untuk merasa lebih tahu, padahal kita bukan mereka.
Posting Komentar
Posting Komentar