Hampir semua orang yang mengenyam pendidikan di
Universitas Sumatera Utara (USU) mengenal Pak Hafiz. Dia selalu berjualan air mineral keliling USU dari pagi hingga sore.
Bapak yang selalu ramah dengan senyuman tulusnya ini sudah terbiasa dengan
mahasiswa yang ingin mengenal dan mewawancarainya. Saat kami datangi, bapak
yang lebih dikenal dengan panggilan Bapak Aqua ini tersenyum dengan tulus
sambil menyerukan jargon khasnya, “Aqua satu, Dek?”
Setelah hampir tujuh tahun lamanya, bapak yang
memiliki nama bapak
ini
mengaku bahwa banyak hal yang sudah berubah di USU dan daerah sekitarnya.
Tujuh tahun merupakan waktu yang tergolong lama di mana Pak Hafiz banyak
menyaksikan pergantian status mulai dari mahasiswa baru, lama, hingga dengan gelar alumni. Tujuh tahun membuat Pak Hafiz banyak
mengenal mahasiswa yang menurutnya ramah- ramah.
Dengan angkutan kota (angkot), setiap paginya Pak
Hafiz berangkat dari rumahnya di daerah Amaliun untuk memulai harinya. Mulai
berjualan dari pukul tujuh pagi, Pak Hafiz memulai pergerakannya dari Fakultas Kedokteran USU sampai
ke Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Tiap harinya Pak Hafiz mampu mengelilingi kampus tiga sampai empat kali dan
berjualan sejenak di daerah Auditorium USU hingga
waktu menunjukkan pukul lima sore sebelum kembali ke rumah
Hari-hari Pak Hafiz berjualan di kampus tidak selalu
didukung dengan cuaca yang baik. Terkadang cuaca hujan membuat Pak hafiz
berhenti berjualan sejenak dengan berteduh, bahkan dus Aqua Pak Hafiz terkadang
menjadi basah terkena air. Namun hal tersebut tak pernah memadamkan senyum di
wajah Pak Hafiz. Beliau tak pernah lupa untuk selalu mengucapkan syukur setiap
harinya atas apapun yang terjadi.
Aqua botol jualan Pak Hafiz ini diambil dari kantin
yang ada di sekitaran USU untuk dijual kembali. Setiap satu dus terjual Pak
Hafiz akan kembali ke kantin tersebut. Setelah berkeliling seharian di kampus,
Pak Hafiz biasanya mampu menjual tiga hingga empat dus Aqua botol dengan
rata-rata keuntungan dua ratus ribu rupiah per harinya.
Bapak keturunan Melayu berusia 62 tahun ini
berjualan di USU dari hari Senin hingga Sabtu, sedangkan hari Minggu ia
berjualan di Lapangan Merdeka. Selama ada waktu, Pak Hafiz selalu
memanfaatkannya untuk menafkahi istri dan kedua anaknya yang masih sekolah dan
sudah tamat SMA.
Dulu Pak Hafiz tidak hanya menjual Aqua. Ia sempat
berkeliling menjual macam-macam minuman botol dan barang-barang Cina di sekitar
Medan. Suatu hari ia bertemu dengan temannya yang menyarankan untuk berjualan
di USU. Alhasil, sampai saat ini keuntungan Pak Hafiz berjualan di USU sudah
cukup bagi Pak Hafiz.
Meskipun perlu menempuh perjalanan kaki berkilo
meter, Pak Hafiz mengaku ia sudah terlatih dan sangat senang berjualan di
kampus. Ia bahagia melihat mahasiswa, apalagi mahasiswa yang ramah. Beberapa
terkadang bercengkerama dengan Pak Hafiz di tengah kesibukannya mencari nafkah.
Namun, hal yang cukup disayangkan oleh Pak Hafiz, dengan kehadiran telepon
genggam yang sudah mencakup dunia, mahasiswa sekarang sudah memiliki dunianya
sendiri dan kurang bersosialisasi dengan sesamanya.
Saat ditanya harapan dan kunci semangat, tak muluk-
muluk Pak Hafiz hanya berharap agar diberi umur panjang dan usaha Pak Hafiz
lancar. Meskipun banyak saingan yang berjualan minuman yang sama, ia tak pernah
merasa harus bersaing atau berlomba-lomba untuk menghabiskan dagangannya, ia
yakin bahwa rejeki masing-masing sudah di atur oleh Yang Maha Kuasa. Tak
ketinggalan, Pak Hafiz juga berharap agar USU menjadi lebih baik lagi dan
meningkatkan performanya sehingga bisa menjadi kampus nomor satu
di Indonesia.
“Harapan saya saat ini semoga umur saya panjang aja sama usaha lancar-lancar.
Saya bersyukur jualan di kampus. Di USU ni makin ramai aja kan,
sampai bisa jadi nomor satu di Indonesia. Kalau dapat dia ranking di
dunia ya ahahaha”, tutur Pak Hafiz menutup percakapan kami sore itu.
Posting Komentar
Posting Komentar