Ilmu Komunikasi A USU 2018

Blog ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah keterampilan berkomunikasi 2.

Kebakaran Hutan di Riau dan Kalimantan


Kebakaran hutan merupakan salah satu penyebab kerusakan hutan yang memiliki banyak dampak negatif. Dampak dari kebakaran hutan di antaranya yaitu dapat menimbulkan asap yang akan mengganggu aktivitas kehidupan manusia. Selain itu juga akan menyebabkan wabah penyakit seperti infeksi saluran pernapasan. Kebakaran hutan juga akan menyebabkan musnahnnya plasma nutfah yang berakibat pada kerusakan ekosistem lingkungan, hilangnya tempat tinggal untuk para hewan yang hidup di hutan, serta dapat mengakibatkan turunnya kualitas dan kuantitas hutan tersebut. Akhirnya, hutan yang terbakar akan menimbulkan banyak kerugian bagi manusia dan juga dapat memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian yang ada di sekitarnya.

Saat ini, kebakaran hutan menjadi berita atau topik yang lagi hangat. Terutama kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang sedang terjadi di Indonesia terutama di Riau dan Kalimantan. Kebakaran terjadi saat musim kemarau 2019 yang akhirnya memicu bencana asap di banyak daerah. Akibatnya, asap pun melanda kota-kota di Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan lainnya. Hal tersebut mengganggu aktivitas masyarakat serta melumpuhkan aktivitas pendidikan karena pandangan terhalang dan akan sulit untuk mendapatkan udara segar. Tidak hanya itu, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi juga mengakibatkan hewan-hewan liar kehilangan tempat tinggalnya, bahkan hingga mati mengenaskan.

Sebagai catatan, kebakaran hutan dan lahan pernah terjadi di Riau dan Kalimantan tahun 1997 silam yang disebut-sebut terparah dalam sejarah. Dalam rentang 1997, Riau pernah terbebas dari karhutla dan kabut asap, yaitu 2007, 2008, 2016, 2017, dan 2018. Namun bencana tersebut terjadi lagi pada tahun 2014 dan 2015, di mana bencana tersebut dianggap status tanggap darurat. Dan pada tahun ini, kebakaran hutan dan lahan datang kembali dengan kondisi yang semakin parah bahkan hingga membuat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kewalahan dalam memadamkan api karena peralatan yang dimiliki tidak cukup memadai. Kebakaran hutan dan lahan pun masih berkobar, warga setempat menjadi korban lantaran dampak yang muncul dari kebakaran hutan tersebut. Tidak hanya itu, kabut asap ini bukan hanya dirasakan oleh masyarakat Indonesia saja, melainkan negara tetangga juga ikut terkena dampaknya, seperti Malaysia dan Singapura.
Kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau dan Kalimantan tentu membuat masyarakatnya khawatir. Di antara mereka ada yang memilih mengungsi ke Kota Medan, dan juga Binjai hingga kondisi udara di tempat tinggal mereka kembali bersih.

Berdasarkan data yang saya dapat dari berbagai informasi, luas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia selama 2019 ini sudah mencapai 328.722 hektare. Dari data tersebut, kebakaran di Kalimantan Tengah tercatat seluas 44.769 hektare, Kalimantan Barat 25.900 hektare, Jambi 11.022 hektare, dan Riau 49.266 hektare. Sementara itu, Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Kalimantan Tengah mencapai angka 500. Artinya, kualitas udara berada pada level berbahaya. Selanjutnya, kualitas udara di Kalimantan Barat dan Riau masuk dalam kategori tidak sehat dengan angka ISPU masing-masing 192 dan 160. Dampak kondisi level ini umumnya akan menjadi penurunan jarak pandang dan penyebaran luas debu.

Di lansir dari TEMPO.CO, penyebab kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Riau dan Kalimantan ini diduga berasal dari akibat ulah tangan manusia, di mana mereka menggunakan praktik land clearing yang memanfaatkan musim kemarau yang panjang. Land clearing sendiri adalah proses pembersihan lahan sebelum aktivitas penambangan dimulai. Jadi, karhutla ini murni karena ulah manusia.

Persoalan kebakaran hutan dan lahan yang saat ini sedang terjadi sebaiknya haruslah ditanggapi dengan sikap yang tegas. Sebelum penyakit datang, kita lebih baik mencegahnya. Jadi masyarakat dihimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah jika tidak terlalu berkepentingan dan harus menggunakan masker saat sedang di luar rumah.

Related Posts

Posting Komentar

Writers

Aisha Tania Sinantan Sikoko 4 Alfi Bardan 3 Alya Elmi Niyana 3 Annisa 3 Anthony Dhasdo Siallagan 1 Aprilia 3 Arief Ramadhan Djiwandana 3 Chalista Putri Nadila 4 Christoper Aprilio Herdimas Siregar 3 Cici Handayani Br.Ginting 4 Cut Yasmine Amalia Nurazzahra 4 Dai Ridho Ritonga 2 Debora Ginting 3 Debra Nila Mesita Yohana 4 Devita Sandra Milenia 3 Dinda Rahma Puspita Daulay 2 Dira Zulfi Chairunnisa 1 Diva Annisa Siregar 2 Erizki Maulida Lubis 4 Esai 40 Essay 1 Evi Septianti Br Perangin-Angin 4 Fatima Apriani Harahap 4 Fauzi Akbar 3 Feature 7 Fitri Fajriah Harapan 2 Galih Muhammad Soaloon Lubis 2 Game 1 Grace Immanuella Pascauli Hasugian 4 Gress Miya Tobina Tarigan 3 Habil Jabbar Jamack 1 Howen Jayawi 3 Jeremi Chris Sandra Brahmana 1 Jesika Gultom 3 Jihan Afrah 4 Karina Hanna Afriaty 4 Katerina Cheryl Dwi Anugrah 2 Khairunnisa 2 Konsumerisme 1 Lidya Sutanto 3 Maeka Naoma Tobing 2 Megan Lisandra Elmira 2 Meli Deliana Kamila 1 Mira Miareta Putri 1 Misrul Azizah 2 Muhammad Adriansyah Lubis 2 Muhammad Fikri Razak 4 Muhammad Hamli Rizki 4 Muhammad Ricky Al Fazril 2 Muhammad Ryan Alfarizi Nawar 3 Muhammad Taufan Mulia Harahap 4 Mukhlis Lahuddin Harahap 3 Nur Rahmi Aqilia 2 Nurkhaliza Lubis 4 Prayer Nugraha M Sitorus 2 Puan Nadiya Maghfirah 2 Rafika Rizki Nurhadi 1 Raja Salsabila Pasha 2 Restika Juliana Silalahi 3 Review 10 Risya Nur Hasanah Saragih 1 Rizka Farha Aulia 3 Rohid Zulfikar Ashari 3 Sania Febrita Br Sembiring 3 Shalli Aggia Putri 2 Shilva Devira 1 Suci Syahfitri Ani 3 Syafira Pohan 3 Tentang Kami 66 Timotius Dwiki Meglona Hutabarat 4 Tsani Afifah 4 tutorial 1 Valencia Christiani Zebua 4 Vany Ayudisty 1 Widya Tri Utami 1