Dengan segala perkembangan pada teknologi
yang kita rasakan saat ini, memunculkan berbagai macam fenomena yang
mengakibatkan membentuk pola perilaku dari para pengguna. Pada perkembangan
teknologi yang sangat terlihat jelas diterpa oleh dampaknya adalah para remaja.
Salah satu bentuk dari perkembangan teknologi yang cukup akrab bagi para remaja
adalah gadget atau gawai. Tidak bisa dipungkiri bahwa
hadirnya gadget di kehidupan sekarang ini banyak membawa
dampak yang cukup serius.
Fenomena
yang saat ini digandrungi oleh para remaja adalah game online.
Kemunculan game online sendiri awalnya digunakan sebagai
hiburan pada waktu luang. Tetapi sering kali game online dinilai
negatif dari golongan orang tua karena dianggap mengganggu kelangsungan studi
para remaja, kehidupan sosialnya, hingga kesehatan fisik bagi para remaja.
Kemudian akibat adanya kemajuan teknologi, game online terus
berkembang dan menjadi sebuah olahraga baru yang dinamakan eSports (eletronic
sports).
Esports itu
merupakan suatu kegiatan yang dijadikan profesi bagi para pemainnya dalam
menekuni dunia game sementara gaming adalah
kegiatan yang dilakukan dalam waktu luang untuk bermain game. Esports sendiri
disebut sebagai suatu profesi karena dengan bermain game online tersebut
seseorang bisa menghasilkan uang. Bahkan esports sendiri telah
mencetak suatu sejarah baru di mana menjadi salah satu cabang olahraga yang
dipertandingkan di Asian Games 2018 lalu.
Mungkin
golongan orang tua masih tidak setuju bahwa game online dapat
mendatangkan suatu hal yang positif. Karena kembali lagi kepada remajanya,
mungkin durasi harian mereka dalam bermain game online terbilang
cukup lama atau bahkan seharian tanpa melakukan aktivitas lain. Sehingga orang
tua selalu memiliki persepsi bahwa game online memang
membawa pengaruh buruk bagi para remaja yang membuat mereka menjadi pribadi
yang malas.
Kemudian
fenomena lain yang muncul akibat dari adanya kemajuan teknologi adalah budaya
konsumerisme. Gaya hidup yang konsumtif biasanya terjadi pada masyarakat
perkotaan karena kemudahan dari pengiklanan sebuah brand lebih
mudah masuk dan juga pusat perbelanjaan yang cukup banyak tersebar. Kemudian
dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini sepertinya dari setiap
lingkungan pun bisa menjadi konsumtif. Karena telah muncul berbagai macam
aplikasi shopping online yang bisa diakses melalui gadget. Sehingga siapapun
bisa mencari dan membeli apapun dengan satu ketukan jari.
Perilaku
konsumtif sendiri timbul karena mereka membeli apa yang mereka inginkan bukan
yang mereka butuhkan. Selain itu ada juga beberapa faktor yang
melatarbelakanginya yaitu mungkin bagi keluarga yang ekonominya baik, tetapi
orang tuanya sibuk bekerja sehingga demi memenuhi kasih sayang
anaknya mereka akan memanjakan dengan materi. Dengan pola asuh tersebut dapat
menimbulkan sifat konsumtif sedari dini. Kemudian juga dari lingkungan
pertemanan si anak bahwa ia dituntut harus mengikuti status sosial
teman-temannya atau si anak akan dikucilkan.
Dampak
dari perilaku konsumtif bagi para remaja cukup banyak yang pertama adalah
mereka akan tidak mensyukuri apa yang mereka punya saat ini dan selalu merasa
kurang. Demi mengikuti status sosial teman-temannya bisa saja si anak melakukan
hal-hal yang tidak diinginkan seperti mencuri karena keinginan memiliki
kedudukan yang sama atau bahkan lebih dari teman-temannya tersebut. Kemudian
untuk kehidupan ke depan bagi para remaja mereka akan sulit mengatur kebutuhan
dasarnya dari primer, sekunder dan tersier. Karena mereka sudah memiliki pola
pikir harus memenuhi apa yang mereka inginkan bukan yang mereka butuhkan.
Dari
dua fenomena yang muncul akibat kemajuan teknologi tadi merupakan contoh bagi
kita semua yang mana kita harus mengajarkan dan mengingatkan orang-orang
terdekat kita, bahwa jika suatu teknologi yang digunakan secara berlebihan atau
tidak tepat pada manfaatnya dapat berakibat negatif bagi kelangsungan hidup
kita. Sehingga kita sebagai pengguna harus bijak dalam penggunaannya maka kemudahan
dari kemajuan teknologi itu kita rasakan.
Posting Komentar
Posting Komentar