HEREDITARY : SENSASI SERAM YANG TIDAK
BIASA
Film yang ditulis
sekaligus disutradarai oleh Ary Ester ini dirilis pada 27 juni 2018. Film
Hereditary menghasilkan keuntungan 79.3 juta USD.
Film yang bergenre horor (thriller)[1] ini berdurasi 127 menit .
Film ini
menceritakan sesuai yang tergambar di judulnya. “Hereditary” yang
berarti warisan, bercerita tentang kutukan[2] [ML3] keluarga yang diturunkan ke anak cucu. Kematian
seharusnya enjadi tempat semua manusia berduka. Namun, berbanding terbalik
dengan apa yang terjadi pada keluarga Graham. Ellen Graham, ibu dari Annie (Toni Collette) dan Steve (Gabriel Byrne), serta nenek
dari Peter (Alex Wolff)[4] dan Charlie
(Milly Shapiro) yang wafat justru tidak disambut dengan duka yang mendalam.
Dari awal film, Hereditary sudah
membangun suasana yang menyeramkan. Tone yang gelap dari film ini sudah menandakan
bahwa Hereditary adalah
film horor. Sutradara dan penulis naskah Ari Aster menampilkan arahan dan jalan
cerita yang rapi. Tone[5] kelam yang
sudah dimunculkan sejak awal film dilengkapi dengan gerakan kamera yang bagus.
Tidak banyak jumpscare[6] yang
ditampilkan dalam film ini. Namun, pergerakan kamera yang bagus membuat
penonton benar-benar merasa menjadi bagian dari keluarga Graham. Tidak ada
sosok hantu yang menakutkan dalam film ini. Sosok hantu digantikan dengan
pergerakan kamera yang seirama dengan suara-suara yang membuat suasana keluarga
Graham sangat menyeramkan. Kombinasi naskah yang solid, pergerakan kamera yang
berbeda akan selalu membuat penonton selalu bertanya-tanya apakah yang akan
terjadi pada adegan berikutnya. Ditambah lagi penata rias di film Hereditary benar-benar
bisa menampilkan sosok karakter dengan wajah yang pucat dan membawa penonton
pada suasana sebuah keluarga yang dikutuk itu benar adanya. Di film ini semua
karakter mampu menunjukkan ekspresi yang benar-benar dingin untuk membangun
sebuah suasana horor dalam sebuah keluarga. Keempat pemeran utama mampu membangun
chemistry yang benar-benar
kuat, mulai dari awal hingga akhir film.
Mengambil setting di
South Lake City, Utah, Amerika yang memang sering menjadi setting tempat untuk
film-film horor[7] Amerika,
atmosfer film ini
memang sangat menakutkan dari awal cerita. Tone pencahayaan yang gelap dengan
dominan warna hijau tosca dan kuning kecoklatan disertai scoring yang mencekam
memang memberikan nuansa creepy yang luar biasa.
Meski dengan
Jump Scare yang minimal, film ini berhasil memberikan rasa takut yang maksimal.
Ari Aster pandai dalam mempermainkan psikologis penonton sehingga kita bisa merasa ketakutan sepanjang
film. Bahkan adegan-adegan yang terkesan biasa mampu memberikan antisipasi kepada
penonton, dengan adegan selanjutnya yang memberikan efek horor mencekam. Pemilihan
pemain untuk mengisi slot karakter dalam film ini juga cukup baik, dengan gerak
gerik dan ekspresi mereka berhasil menyampaikan kesan misterius yang apik.
Meskipun
beritme lambat tetapi film ini memberikan ketegangan yang tak henti. Elemen
elemen disturbing yang disajikan Ary
Aster pun membuat kita terhenyak. Mungkin bagi beberapa penonton, ending film Hereditary ini terkesan
membingungkan, tetapi jika merunut kejadian awal hingga akhir, misteri proses
bangkitnya iblis Paimon akan terungkap. Sebagai film panjang perdana Ary Aster,
Hereditary sukses dalam menyampaikan tujuannya sebagai film horor yang membuat
jantung berdetak cepat. Bagi kalian yang ingin menonton film ini, Hereditary
bukanlah film paling menakutkan yang pernah ada, tapi ini pasti salah satu yang
paling mengerikan.
Posting Komentar
Posting Komentar